Bulan ini nyoba nyoba jadi citizen reporter untuk dipublish di koran Tribun Timur. Beritanya pendek tapi buatnya lama banget. Untuk kali ini butuh sekitar 3 jam untuk mikir dan nulis. Itupun dengan judul yang terkesan “kaku”. Untungnya ada kawan yang nganjurin untuk ganti judul supaya lebih “cool”.. Memang, bahasa jurnalistik dan bahasa peneliti di bidang farmasi itu lumayan beda.. hehehe..
Anyway, mudah-mudahan ke depannya bisa nulis di kolom opini atau lebih besar. Aamiin..

Berikut episode pertama reportase langsung dari Kanazawa, Jepang. Untuk kali ini, nulisnya buat ngajakin rekan-rekan untuk menuntut ilmu di Kanazawa University, kampus yang sementara ini menjadi domisili saintifikku. Semoga ada yang tertarik.. đŸ™‚

Mau Kuliah di Kanazawa Jepang? Yuk Daftar Beasiswa KU-DIKTI 2015

Kamis, 25 Desember 2014 14:35 WITA

Kanazawa University di musim semiCITIZEN REPORTER

Firzan Nainu, Dosen Fakultas Farmasi Unhas, mahasiswa Program Doktoral Kanazawa Universty melaporkan dari Kanazawa Jepang

Citizen Reporter, Firzan Nainu, Dosen Fakultas Farmasi Unhas, ahasiswa Program Doktoral Kanazawa Universty melaporkan dari Kanazawa Jepang

TRIBUN-TIMUR.COM -Setiap tahunnya, Kanazawa University (KU), satu dari delapan puluh enam universitas negeri di Jepang, memberikan kesempatan bagi calon mahasiswa pascasarjana asal Indonesia untuk menuntut ilmu, mengembangkan wawasan, serta merasakan atmosfir penelitian di universitas ini.

Sebagai salah satu universitas terbesar di prefektur Ishikawa, Kanazawa University memiliki tiga kampus utama yang terletak di daerah Kakuma, Takaramachi, dan Tsuruma dan terdiri atas tiga College dan 16 Schools.

Berkat inovasi dan perbaikan pada berbagai bidang, pada tahun 2014, KU kembali didaulat oleh The Times Higher Education sebagai satu dari 100 universitas terkemuka di Asia.

Saat ini, lebih dari 50 mahasiswa Indonesia sedang menempuh studi pada berbagai jenjang di universitas ini.

Walaupun biaya pendidikannya termasuk relatif terjangkau, biaya hidup di Jepang merupakan satu dari yang tertinggi di dunia.

Untuk menyiasati ini, mendaftarkan diri untuk memperoleh beasiswa bisa menjadi satu solusi. Salah satu yang patut dicoba adalah beasiswa KU-DIKTI.

Ini merupakan sebuah program unik hasil kerjasama Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) Indonesia dan KU yang memungkinkan dosen-dosen dari universitas di Indonesia untuk melanjutkan studinya ke jenjang doktoral.

Untuk skema ini, KU kembali membuka pendaftaran calon mahasiswa pascasarjana (khusus doktoral) mulai dari 22 Desember 2014 hingga 13 Februari 2015.

“Siapapun yang telah memenuhi persyaratan administrasi (informasi selengkapnya dapat dilihat di http://www.adm.kanazawa-u.ac.jp/ie/e/abroad/kudikti.html) dapat mengisi aplikasi pendaftaran secara online untuk dipertimbangkan sebagai penerima beasiswa ini,” ujar Maiko Kawanishi, penanggungjawab Global Affairs Section Kanazawa University, melalui emailnya.

Selain melalui skema beasiswa KU-DIKTI, beberapa skema lain mungkin patut dicoba.

Untuk yang ingin menempuh pendidikan pascasarjana namun tidak memenuhi kriteria program KU-DIKTI, dapat mencoba skema Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Luar Negeri (BPPLN) dan Beasiswa Unggulan (BU) DIKTI.

Calon mahasiswa Indonesia yang berminat dapat juga mencoba untuk memperoleh beasiswa dari pemerintah Jepang seperti Monbukagakusho Scholarship.

Di lingkup yang lebih sempit, Double Degree Program (DDP) dan Kanazawa University Student Exchange Program (KUSEP) yang merupakan wujud kerjasama antara KU dengan universitas-universitas partner di Indonesia, mungkin bisa menjadi pilihan alternatif.

Untuk pendanaannya dapat melalui bantuan dari DIKTI, Japanese Student Services Organization (JASSO), berbagai asosiasi pemberi beasiswa (list donator beasiswa dapat dilihat di http://www.adm.kanazawa-u.ac.jp/ie/e/abroad/scholarship.html) ataupun melalui dana pribadi hasil kerja part time di Jepang. (*)

Berita di atas diambil langsung dari Tribun Timur online dengan alamat http://makassar.tribunnews.com/2014/12/25/mau-kuliah-di-kanazawa-jepang-yuk-daftar-beasiswa-ku-dikti-2015

Alhamdulillah, seorang kawan mengabarkan bahwa tulisan ini ternyata dimuat di edisi cetak Tribun Timur tertanggal 25 Desember 2014 (walaupun dengan judul yang diedit, gak apalah.. hehehe). Terima kasih atas informasinya Aulia Yahya. đŸ™‚

Citizen Reporter - KU DIKTI 2015- edisi cetak2