The Last Lecture goes beyond the now-famous lecture to inspire us all to live each day of our lives with purpose and joy.

“We cannot change the cards we are dealt, just how we play the hand”
—Randy Pausch

The Last Lecture merupakan salah satu dari sekian banyak karya yang berhasil masuk ke dalam kategori New York Times Best Selling books pada tahun 2008. Menariknya lagi, buku ini berhasil bertahan dalam list tersebut selama 102 minggu berturut-turut. Sebuah rekor yang patut dibanggakan.

Buku ini ditulis oleh Randy Pausch, seorang profesor  di bidang computer science, Carnegie Mellon University, US. Baginya, buku ini adalah sebuah kumpulan inspirasi yang ingin ia wariskan pada anak-anaknya sebelum menghembuskan napasnya yang terakhir. Sebuah tulisan yang mencoba untuk menggugah semangat dalam menjalani hidup dan menggapai cita-cita.

Randy Pausch baru berumur 46 tahun  ketika didiagnosis mengidap kanker pankreas stadium akhir, sebulan sebelum memberikan ceramah terakhirnya sebagai seorang profesor di hadapan kurang lebih 400 orang akademisi. Dalam ceramahnya yang berjudul Really Achieving Your Childhood Dreams, Randy berbicara tentang cita-cita masa kecilnya dan usahanya dalam menggapai cita-cita tersebut. Ia juga berbicara tentang pentingnya menghadapi segala rintangan dalam hidup dan memanfaatkan waktu yang ada. “Because time is all you have.. and you may find one day that you have less than you think”.

Ceramah yang ia sampaikan di Auditorium Carnegie Mellon pada tanggal 18 september 2007 ini kemudian dibukukan atas bantuan Jeffrey Zaslow, seorang kolumnis pada Wall Street Journal. Sampai saat ini, The Last Lecture berhasil terjual sebanyak kurang lebih 3 juta kopi dan terbit dalam 35 bahasa. Namun sayang, Randy meninggal pada tanggal 25 Juli 2008 akibat komplikasi kanker pankreas. Ia tidak sempat membaca naskah The Last Lecture, buku yang membawa legacy-nya untuk ketiga orang anaknya, Logan, Chloe, dan Dylan.

Pentingnya usaha dan kerja keras dalam menggapai cita-cita adalah hal penting yang bisa aku petik dari buku ini. Mengerjakan sesuatu yang kita sukai dan membuat orang ikut menyukainya merupakan sesuatu yang memerlukan kesabaran dan niscaya membuahkan tantangan. Akan tetapi, semua itu tidak seharusnya menjadi sumber penghalang bagi kemajuan kita.

Cita-cita, sekecil ataupun sekonyol apapun itu, merupakan sebuah inspirasi dan sudah selayaknya diberi peluang untuk bisa berkembang karena darinya, kita bisa belajar untuk menjadi lebih dewasa.

 

Firzan Nainu

Apapun rintangan yang telah dan akan kita hadapi akan membentuk pribadi kita di masa depan.

 

Link ke The Last Lecture Online Extras 

Link ke Video The Last Lecture 

Link ke Randy Pausch’s Update Page (last update 25 July 2008)