Bismillahirrahmanirrahiim,

Assalamu ‘alaikum,

Mempelajari sebuah ilmu ibarat mencari kebenaran di mata manusia. Teramati tapi tak mungkin terjawab seluruhnya. Di setiap sudutnya, selalu saja ada tanya yang terucap namun tak semua kembali dengan jawaban. Sampai akhirnya kita mungkin akan berpikir, dimanakah ujungnya?Ā 

Perkenalkan, namaku Firzan Nainu. Well, as a friend, you can just call me Ijan. Secara keturunan, aku berasal dariĀ suku Buton (sebuah suku yang bermukim di gugusan pulau indah di bagian tenggara pulau Sulawesi), namun secara KTP, aku lahir dan tumbuh besar di Makassar. Nah, ini dia yang selalu bikin bingung. Ketika orang bertanya, kamu itu asalnya dari mana? atau sukunya apa? Dengan gemilang aku akan selalu menjawab: tergantung dari sudut pandang mana kita akan membahas masalah ini. šŸ™‚

Alhamdulillah saat ini aku telah bekerja sebagai salah seorang staf akademik di Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin (FF-UH). Sebuah pekerjaan yang sejatinya menjanjikan selaksa ruang berisi amal. Sebelum bekerja di FF-UH, aku harus membanting tulang sebagai juru ketik laporan dan pemain playstation paruh waktu selama lima tahun sebelum berhasil meraih gelar sarjana sains dari JurusanĀ Farmasi Universitas Hasanuddin (yang waktu itu masih berada dalam lingkup Fakultas MIPA). Ada banyak suka dan duka pada masa itu. Tapi mungkin, cuma tiga yang berkesan:1). Bisa punya kawan senasib sepenanggungan (yang sampai sekarang masih sering chat lewat media sosial), 2). Berhasil menjerumuskan kelima cowok di angkatanku untuk terperangkap jerat playstation dan Winning Eleven 4 (untuk yang satu ini, aku menyesal! terutama untuk saudaraku Sulaiman Zubair), dan yang paling penting, 3). Berhasil membuat laporan akhir praktikum selama 9 semester menggunakan mesin ketik.. Fiuuuh..

Setelah masa undergraduateĀ berakhir, selebihnya semua terasa lancar. Aku berhasil menyelesaikan program profesi apoteker dalam waktu setahun dan setelah itu aku mulai menikmati hidup sebagai seorang pengajar paruh waktu. Hal ini bertahan hingga setahun lebih sebelum akhirnya aku dinyatakan lulus sebagai salah seorang staf akademik di FF-UH. Ternyata, kelulusan itu diikuti oleh dua hal penting lainnya. Yang pertama adalah akhirnya aku tidak jomblo lagi (yippppiiiiiieee!) dan yang kedua adalah keberhasilanku untukĀ menikmati indahnya suasana kota Townsville yang berada di ujung utara Queensland, Australia, ketika mendalami program Master of Biomedical Sciences di James Cook University, Australia atas biaya AusAid (skema Australian Development Scholaship). Enaknya lagi, semua itu kurasakan bersama sang istri tercinta sejak awal mula kami tiba di Australia sampai kembali ke kampung halaman Makassar tercinta.

Firzan dan Lia di TonamiSepulang dari Aussie, aku menyadari satu hal. Ternyata menuntut ilmu itu bikin ketagihan. So, here I am!!! Kembali berpetualang bersama keluarga kecil tercinta di negeri para samurai menggunakan skema beasiswa luar negeri dari pemerintah Indonesia (melalui DIKTI). Untuk babak kali ini, aku mengambil program PhD in Pharmaceutical Sciences di Kanazawa University yang terletak di kota Kanazawa, prefektur Ishikawa, Jepang.

Bidang yang akuĀ tekuni saat ini adalah imunologi dengan bumbu-bumbu mikrobiologi (lebih menjurus ke imunitas terhadap infeksi virus). Lebih cenderung tertarik dengan mekanisme timbulnya suatu penyakit infeksi dan bagaimana cara mengatasinya.Ā 

Saat ini, di antara kesibukan-kesibukan kecil yang lain, aku masih berupaya untuk mendalami bagaimana menjadi seorang pendidik sekaligus sebagai seorang suami dan seorang ayah. Sangat gemar membaca dan entah mengapa, masih gemar bermain game (komputer) dan bola basket.

Well, mungkin cukup sekian dulu ya. Kalau terlalu banyak nanti kita berdua yang capek. Saya capek mikir apa lagi yang mesti ditulis dan anda capek membaca tulisan yang gak koheren dan gak kohesif (*smile).Ā Jika ada yang ingin disampaikan atau ditanyakan, dapat langsung menghubungi via firzannainu@yahoo.co.id.

Semoga bermanfaat.

Wassalam.